Passion: Love for Dance

Passion sering disamaartikan dengan kegemaran, kegiatan yang terus dilakukan karena menghasilkan kepuasan hati. Ada perasaan gembira saat melakukannya dan rasa bangga saat berhasil menyelesaikan sesuatu dengan baik. Mencari tahu asal mula kata passion mungkin dapat memperkaya pemahaman kita. Berakar dari bahasa Latin, passion berawal dari kata pati lalu menjadi passio yang artinya to suffer. Di sisi lain, kata ini juga dimengerti sebagai gairah atau keinginan besar. Agar lebih mudah memahami arti kata passion, mari kita bahas beberapa opini tokoh-tokoh dunia seni tari yang kita jalani dan gemari.

Walau lahir dan pertama mengenal balet di Rusia, George Balanchine lebih banyak berkarya di Amerika Serikat. Sepanjang karirnya sebagai koreografer, ia diperkirakan telah membuat lebih dari 450 koreografi. Dalam menghasilkan sebuah karya tari, dibutuhkan lebih dari ide tarian atau cerita. Musik, kostum, penari, proses panjang untuk latihan dan dekorasi panggung adalah segelintir dari begitu banyaknya production elements yang tentunya membutuhkan biaya, materiil maupun non-materiil, yang besar.

The Nutcracker oleh Pacific Northwest Ballet, AS

Memang, tidak seluruh 450 koreografi Balanchine merupakan pementasan megah yang melibatkan puluhan hingga ratusan penari dan tidak seluruhnya sama sukses, namun tidak sedikit pula hasil karyanya yang sebesar dan seterkenal The Nutcracker yang menampilkan 90 penari, 62 musisi, 40 kru panggung dan 125 penari cilik, ada pula The Firebird dan Jewels. Menurut Balanchine, ballet is important and significant, yes. But first of all, it is a pleasure, mungkin, pandangan inilah yang membuat Balanchine begitu produktif berkarya walau setiap repertoire membutuhkan biaya dan tenaga yang tidak sedikit. Balet merupakan hal yang begitu penting dan berarti bagi Balanchine karena dari situlah ia mendapatkan sumber kesenangan dan kepuasan serta makna hidup.

George Balanchine (dari https://www.instagram.com/nycballet/)

Selanjutnya, tokoh tari kontemporer Martha Graham mengatakan great dancers are not great because of the technique; they are great because of their passion. Graham menjadi penari yang mendunia melalui koreografinya yang kental oleh luapan emosi dan perasaan yang diungkapkan melalui gerakan serta ekspresi penarinya. Dalam cuplikan tarian Lamentation di bawah ini, penonton dapat merasakan penderitaan Graham yang disimbolkan melalui gestur tubuh dan kostum yang membuatnya seakan-akan seperti terperangkap. Ditambah dengan ekspresi wajah yang gelisah dan ketenangan yang datang ketika ia membungkukkan badan di akhir tarian. Sebuah koreografi menuntut seorang penari untuk mampu menyampaikan pesan tariannya melalui komunikasi non-verbal. Mengasah keterampilan ini tentu tidak mudah ataupun sebentar. Dalam salah satu bukunya, secara non-ilmiah, Malcom Gladwell beranggapan bahwa diperlukan 10.000 jam latihan agar sesorang dapat menjadi ahli dalam bidangnya. Puluhan ribu jam untuk berlatih adalah dedikasi yang tidak kecil namun menurut Graham, hal itulah yang dapat membuat seorang penari menjadi hebat. Jika dibandingkan saat kita menyaksikan Lamentation yang ditarikan oleh penari lain, mungkin kita akan mendapatkan pengalaman yang berbeda, tidak seintens penampilan Graham.

Kembali ke awal mula kata passion yaitu to suffer, selama perjalanan kita menggemari tari balet, ada kemungkinan kita pernah mengalami sejumlah “penderitaan”. Kata ini memang terkesan menyeramkan dan dapat membuat kita ingin berpaling, karena bukankah pada dasarnya manusia tidak ada yang mau menderita? Namun, Passion yang telah kita rasakan sejak pertama belajar tari balet perlu untuk kita pertahankan, terutama di masa pendemi yang dapat membuat kita begitu bosan berlatih balet sendirian di rumah. Coba ingat kembali perasaan lega setelah melewati ujian balet, perasaan gembira setelah pentas di atas panggung dan perasaan bangga ketika berhasil melakukan gerakan yang sulit setelah diulang-ulang. Ada pepatah yang mengatakan “bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian”. Pepatah ini mungkin ada benarnya, terutama jika kita sangkutkan dengan dunia tari. We spend hours of practicing to be skilful and by the end, not only that we dance better, but some of us may feel accomplished and all of us may feel happier. Hopefully, you will find that the combination of sufferings and those great feelings are meaningful to you, like how I am convinced that Balanchine and Graham must did.

(Felicia Harenya S.)